Tragedy tanjung priuk berdarah tanggal 14 April 2010 menjadi suatu catatan atas kebrutalan para aparat satpol PP pada masyarakat tanpa memandang usia. Anak remaja menjadi korban, atas rasa emosi yang tak bisa terbendung lagi antara kedua belah pihak. Yang terjadi akhir-akhir ini hanya sebuah fenomena gunung es, sudah menjadi rahasia umum bagaimana perlakuan satpol PP dengan para masyarakat kecil dan tertindas. Kasar, tidak bisa membedakan (IBU-IBU,LANSIA,ANAK KECIL)mereka yang seharusnya dilindungi, tp meraka menjadi bulan-bulan kekerasan atau hanya tuntutan pekerjaan yang seharusnya bisa menggunakan hati bukan hanya pikiran.
Masyarakat sudah kesal dengan tindakan satpol PP yang seperti Polisi Preman yang tidak memiliki aturan dalam bertindak, mereka seharusnya menjadi pengaman kota Jakarta yang luas dengan pendekatan yang tak perlu dengan kekerasan. Bertindak boleh asal dengan cara yang tepat, tanpa kekerasan dan menyakitkan orang lain. Dengan berdalih membela diri, kekerasan tetap tidak boleh digunakan hingga membuat orang terluka atau meninggal, hanya darah, airmata, rasa kehilangan dan sebuah batu nisan yang tersisa dari kekerasan yang terjadi.
Cukup sudah jangan sampai ada tragedy berdarah lagi dimanapun, hidup saling berdampingan sangat indah, toleransi beragama membuat hati tentram, jangan campurkan antara agama dengan politik (apapun itu), gunakan hati dalam bertindak bukan hanya otak dan tuntutan suatu pekerjaan.
By agwipa
