BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 06 Oktober 2009

Sejarah Batik di Indonesia

Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Batik berasal dari bahasa jawa 'amba' yang berarti menulis dan 'titik'.

Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan 'malam'(wax) yang Rata Penuhdiaplikasikan di atas kain. Memang titik merupakan desain dominan pada batik. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan meraka dalam membatik sebagai mata pencaharian sehingga di pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan.

Batik juga diidentikfikasikan dengan kecantikan wanita mengingat dalam masa kerjaan di Jawa kecantikan wanita juga di ukur dengan kepandaiaan dalam membuat batik dengan menggunakan canting. Cating merupakan salah satu alat menulis pada kain batik dengan menggunakan lilin. Hingga ditemukannya, 'batik cap' yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.

Sebenarnya batik di Indonesia telah dikenal semenjak zama Kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerjaan dan raja-raja berikutnya. Pada awal perkembangannya, kira-kira sekitar abad ke-XVIII atau awal abad ke XX masih berupa batik tulis, sedangkan batik cap sendiri baru diperkenalkan setelah perang dunia pertama atau tahun 1920.

Awalnya, batikdikerjakan hanya terbatas dalam keraton dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Bahkan, motif batik bisa menunjukkan status seseorang. Seperti kalangan keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta yang masing-masing hanya mengenakan motif batik tertentu hingga kini.

Semakin meluasnya batik dipengaruhi oleh pengikut raja yang tinggal di luar keraton sehingga turut mempopulerkan batik di luar keraton. Lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjtnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalm rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Batik yang tadinya hanya pakaian keluarga keraton kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari baik pria dan wanita.

Pada masa itu, bahkan kain putih yang dipergunakan waktu itu merupakan hasil tenun sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipaki terdiri dari tumbuhan-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri diantaranya pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya terbuat dari soda abu serta garamnya dari tanah lumpur.

Setiap motif yang dituangkan dalam kain memiliki filosofi tentang makna kehidupan, kejadian, sampai pada pengalaman-pengalaman hidup dari tokoh-tokoh atau tradisi keluarga. Pemabtik tidak boleh sembarangan dan lancang untuk mengartikannya dan menuangkan inspirasinya begitu saja di atas kain.

Sebelum menerjemahkannya dalam bentuk tulisan tangan pembuat terlebih dahulu melakukan ritual-ritual kecil seperti berpuasa dan membaca mantera. hingga batik (baju batik) usai dibuat, pembuat juga harus melaksanakan ritual penutup.

Padahal batik sebenarnya mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi. Motif batik Parang Rusak misalnya, sebenarnya termasuk motif batik sakral yang hanya dipergunakan di lingkaungan keraton. demikian juga warna batik pada motif parang bisa menentukan asal keraton pemakainya, apakah dari Keraton Yogyakarta atau Keraton Solo.....


Mari Kita Jaga & Lesatrikan Budaya Untuk Anak, Cucu Kita dan Penerus Bangsa Agar Tak Kehilangan Budaya yang Sudah Turun Temurun

0 komentar: